KARYA TULIS ILMIAH
‘Pengelolaan Sampah’
OLEH :
I GUSTI
NGURAH WITYARNAWA (21)
I GUSTI
NGURAH GIRI DWIPAYANA (10)
I GEDE WISNU
SUARNATA (20)
I KETUT
MURDITA (13)
I KADEK
MERTA ADI PRANATA (11)
XI IPA 1
KATA
PENGANTAR
“Om Swastyastu”
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
dan rahmat-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan karya tulis ilmiah ini yang
berjudul “Pengolahan Sampah”. Karya ilmiah ini di susun sebagai salah satu
tugas mata pelajaran Bahasa Indonesia.
Seperti
kita ketahui aktifitas manusia dalam memanfaatkan alam selalu meninggalkan sisa
yang dianggapnya sudah tidak berguna lagi sehingga diperlakukannya sebagai
barang buangan yang disebut sampah. Sampah secara sederhana diartikan sebagai
sampah organik dan anorganik yang dibuang oleh masyarakat dari berbagai lokasi
di suatu daerah. Sumber sampah umumnya berasal dari perumahan dan pasar.
Pengelolaan sampah diantaranya dapat dimanfaatkan menjadi pupuk cair
organik yang didalamnya terkandung unsur hara yang dibutuhkan tanaman,
perbaikan struktur tanah dan zat yang dapat mengurangi bakteri yang merugikan
dalam tanah. Pupuk organik biasanya tidak meninggalkan residu / sisa dalam
tanaman sehingga hasil tanaman akan aman bila dikonsumsi.
Dalam penyusunan karya ilmiah, ini kami telah berusaha semaksimal
mungkin sesuai dengan kemampuankami. Namun sebagai manusia biasa kami tidak
luput dari kesalahan baik dari segi teknik penulisan maupun tata bahasa. Tetapi
walaupun demikian, kami berusaha sebisa mungkin menyelesaikan karya tulis ilmiah
meskipun tersusun sangat sederhana.
Demikian semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi penulis dan para
pembaca pada umumnya. Kami mengharapkan saran serta kritik dari berbagai pihak
yang bersifat membangun.
“Om Santhi,
Santi, Santhi, Om”
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR …………….………………………………………………………………………….…………. 2
DAFTAR ISI …………………………..…………………………………..…………………….…………………….....
3
BAB I
PENDAHULUAN ………..…………………………….………………………..…………………………….. 4
1.1 Latar
Belakang Masalah …………………………….….…………………..……………..………... 4
1.2 Rumusan
Masalah ………………………………………………………..………………………….…. 4
1.3 Tujuan
Penulisan ……..…….…………………………………….………………..…………………… 4
BAB II PEMBAHASAN ……………………………………………………………..……………………...……...
5
2.1
Pengertian Sampah ……………………………………………………..……………………………. 5
2.2
Jenis-jenis Sampah ……………………………………………………………..………………….…. 5
2.3 Prinsip
pengolahan Sampah ………………………………………………………..…….…….… 7
2.4 Pengolahan Sampah ……………….…………………………………………..……………………..
8
2.5 Cara
Pengolahan Sampah ………………………..…………..……………………..……….……. 9
BAB III
PENUTUP …………………………………………………………………………..…………………..…. 11
3.1 Kesimpulan
………………………………………………………....……..………..…………….…… 11
3.2 Saran …………………………………………………………………..…………………..…………….…
11
DAFTAR
PUSTAKA ………………………………………………………..…………………………………….... 12
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Kebersihan pangkal kesehatan, kata-kata ini
sudah tidak asing bagi kita. Di suatu
lingkungan sekolah seringkali sebuah sekolah mengalami permasalahan tentang
kebersihan. Hal ini di sebabkan oleh para siswa yang membuang sampah
sembarangan.
Sampah merupakan masalah yang dihadapi hampir
seluruh negara di dunia. Tidak hanya di negara-negara berkembang, tetapi juga
di negara-negara maju, sampah selalu menjadi masalah. Rata-rata setiap harinya
kota-kota besar di Indonesia menghasilkan puluhan ton sampah. Sampah-sampah itu
diangkut oleh truk-truk khusus dan dibuang atau ditumpuk begitu saja di tempat
yang sudah disediakan tanpa di apa-apakan lagi. Dari hari ke hari sampah itu
terus menumpuk dan terjadilah bukit sampah seperti yang sering kita lihat.
Sampah yang menumpuk itu, sudah tentu akan
mengganggu penduduk di sekitarnya. Selain baunya yang tidak sedap, sampah
sering dihinggapi lalat. Dan juga dapat mendatangkan wabah penyakit. Walaupun
terbukti sampah itu dapat merugikan, tetapi ada sisi manfaatnya. Hal ini karena
selain dapat mendatangkan bencana bagi masyarakat, sampah juga dapat diubah menjadi
barang yang bermanfaat. Pemanfaatan sampah ini tidak terlepas dari penggunaan
ilmu pengetahuan dan teknologi dalam menanganinya.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka
dapat di rumuskan masalah sebagai berikut :
1.
Bagaimana cara mengatasi sampah di sekitar kita?
2.
Bagaimana cara mengelola sampah tersebut?
3.
Bagaimana agar sampah tersebut dapat di manfaatkan dalam kehidupa
sehari-hari?
1.3 Tujuan Penulisan
Tujuan penelitian merupakan hal yang hendak
di capai dalam pedoman untuk melakukan suatu kegiatan yang telah di rumuskan. Adapun
tujuan diadakannya penelitian ini adalah :
1.
Untuk membangkitkan kesadaran kita untuk tidak membuang sampah
sembarangan.
2.
Untuk memberikan pengarahan bahwa membuang sampah pada tempatnya
itu sangat penting.
3.
Untuk mengetahui pengaruh sampah dalam kehidupan sehari-hari.
4.
Untuk mengetahui jenis-jenis sampah.
5.
Untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang sampah.
6.
Untuk mengetahui cara mengolah sampah
7.
Mencoba menganalisis dan memecahkan masalah tentang sampah.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Sampah
Sampah adalah barang yang dianggap sudah
tidak terpakai dan dibuang oleh pemilik/pemakai sebelumnya, tetapi masih bisa dipakai
kalau dikelola dengan prosedur yang benar. Menurut kamus istilah
lingkungan,sampah adalah bahan yang tidak mempunyai nilai atau tidak berharga
untuk maksud biasa atau utama dalam pembikinan atau pemkaian barang rusak atau
bercatat dalam pembikinan manufaktur atau materi berkelebihan atau di tolak
atau buangan.
Penumpukan sampah disebabkan oleh beberapa
faktor, diantaranya adalah volume sampah yang sangat besar sehingga malebihi
kapasitas daya tampung tempat pembuangan sampah akhir (TPA), pengelolaan sampah
dirasakan tidak memberikan dampak positif kepada lingkungan, dan kuranganya
dukungan kebijakan dari pemerintah, terutama dalam memanfaatkan produk
sampingan dari sampah yang menyebabkan tertumpuknya produk tersebut di tempat
pembuangan akhir (TPA).
Permasalahan sampah merupakan hal yang
krusial. Bahkan, dapat diartikan sebagai masalah kultural karena dampaknya
mengenai berbagai sisi kehidupan, terutama di kota besar. Berdasarkan
perkiraan,volume sampah yang di hasilkan oleh manusia rata-rata sekitar 0,5
kg/perkapita/hari,sehingga untuk kota besar seperti Jakarta yang memiliki
penduduk sekitar 10 juta orang menghasilkan sampah sekitar 5000 ton/hari. Bila
tidak cepat ditangani secara benar, maka kota-kota besar tersebut akan
tenggelam dalam timbunan sampah berbarengan dengan segala dampak negatif yang
ditimbulkannya seperti pencemaran air, udara, tanah, dan sumber penyakit.
Pada pengolahan sampah tidak ada teknologi
tanpa meninggalkan sisa. Oleh sebab itu, pengolahan sampah membutuhkan lahan
sebagai tempat pembuangan akhir (TPA).
Sampah sebagai barang yang memiliki nilai
tidak seharusnya diperlakukan sebagai barang yang menjijikan, melainkan harus
dapat dimanfaatkan sebagai bahan mentah atau bahan yang berguna
lainnya.Pengolahan sampah harus dilakukan dengan efisien dan efektif, yaitu
sedekat mungkin dengan sumbernya, seperti RT/RW, sekolah, rumah tangga sehingga
jumlah sampah dapat dikurangi.
Pengelolaan sampah diantaranya dapat
dimanfaatkan menjadi pupuk cair organik yang didalamnya terkandung unsur hara
yang dibutuhkan tanaman, perbaikan struktur tanah dan zat yang dapat mengurangi
bakteri yang merugikan dalam tanah. Pupuk organik biasanya tidak meninggalkan
residu/sisa dalam tanaman sehingga hasil tanaman akan aman bila dikonsumsi.
2.2 Jenis – jenis Sampah
1.
Berdasarkan sumbernya
a. Sampah alam
Sampah yang
diproduksi di kehidupan liar diintegrasikan melalui proses daur ulang
alami,seperti halnya daun-daunan kering di hutan yang terurai menjadi tanah. Di
luar kehidupan liar, sampah-sampah ini dapat menjadi masalah, misalnya
daun-daun kering di lingkungan pemukiman.
b. Sampah manusia
Sampah
manusia adalah istilah yang biasa digunakan terhadap hasil-hasil pencernaan
manusia, seperti feses dan urin. Sampah manusia dapat menjadi bahaya serius
bagi kesehatan karena dapat digunakan sebagai vektor (sarana perkembangan)
penyakit yang disebabkan virus dan bakteri. Salah satu perkembangan utama pada
dialektika manusia adalah pengurangan penularan penyakit melalui sampah manusia
dengan cara hidup yang higenis dansanitasi. Termasuk didalamnya adalah
perkembangan teori penyaluran pipa (plumbing).
Sampah manusia dapat dikurangi dan dipakai ulang misalnya melalui sistem
urinoir tanpa air.
c. Sampah konsumsi
Sampah
konsumsi merupakan sampah yang dihasilkan oleh (manusia) pengguna barang,
dengan kata lain adalah sampah-sampah yang dibuang ke tempat sampah. Ini adalah
sampah yang umum dipikirkan manusia. Meskipun demikian, jumlah sampah kategori
ini pun masih jauh lebih kecil dibandingkan sampah-sampah yang dihasilkan dari
proses pertambangan dan industri.
2.
Berdasarkan sifatnya
a. Sampah organik (degradable)
Sampah organik,
yaitu sampah yang mudah membusuk seperti sisa makanan, sayuran, daun-daun
kering, dan sebagainya. Sampah ini dapat diolah lebih lanjut menjadi kompos.
b. Sampah anorganik (undegradable)
Sampah
Anorganik, yaitu sampah yang tidak mudah membusuk, seperti plastik wadah
pembungkus makanan, kertas, plastik mainan, botol dan gelas minuman, kaleng,
kayu, dan sebagainya. Sampah ini dapat dijadikan sampah komersil atau sampah
yang laku dijual untuk dijadikan produk laiannya. Beberapa sampah anorganik
yang dapat dijual adalah plastik wadah pembungkus makanan, botol dan gelas
bekas minuman, kaleng, kaca, dan kertas, baik kertas koran, HVS, maupun karton.
3.
Berdasarkan bentuknya
a.
Sampah padat
Sampah adalah bahan baik padat
atau cairan yang tidak dipergunakan lagi dan dibuang. Menurut bentuknya sampah
dapat dibagi sebagai :
Sampah padat adalah segala bahan
buangan selain kotoran manusia, urine dan sampah cair. Dapat berupa sampah
rumah tangga: sampah dapur, sampah kebun, plastik, metal, gelas dan lain-lain.
Menurut bahannya sampah ini dikelompokkan menjadi sampah organik dan sampah
anorganik. Sampah organik Merupakan sampah yang berasal dari barang yang
mengandung bahan-bahan organik, seperti sisa-sisa sayuran, hewan, kertas,
potongan-potongan kayu dari peralatan rumah tangga, potongan-potongan ranting,
rumput pada waktu pembersihan kebun dan sebagainya.
Berdasarkan kemampuan diurai oleh
alam (biodegradability), maka dapat
dibagi lagi menjadi:
1) Biodegradable : yaitu sampah yang dapat diuraikan secara sempurna oleh proses
biologi baik aerob atau anaerob, seperti: sampah dapur, sisa-sisa hewan, sampah
pertanian dan perkebunan.
2) Non-biodegradable : yaitu sampah yang tidak bisa diuraikan oleh proses biologi.
Dapat dibagi lagi menjadi :
·
Recyclable : sampah yang dapat diolah dan
digunakan kembali karena memiliki nilai secara ekonomi seperti plastik, kertas,
pakaian dan lain-lain.
·
Non-recyclable : sampah yang tidak memiliki
nilai ekonomi dan tidak dapat diolah atau diubah kembali seperti tetra packs,
carbon paper, thermo coal dan lain-lain.
b.
Sampah cair
Sampah cair adalah bahan cairan
yang telah digunakan dan tidak diperlukan kembali dan dibuang ke tempat
pembuangan sampah.
· Limbah hitam : sampah cair yang
dihasilkan dari toilet. Sampah ini mengandung patogen yang berbahaya.
· Limbah rumah tangga : sampah cair
yang dihasilkan dari dapur, kamar mandi dan tempat cucian. Sampah ini mungkin
mengandung patogen.
Sampah dapat berada pada setiap fase materi: padat, cair, atau
gas. Ketika dilepaskan dalam dua fase yang disebutkan terakhir, terutama gas,
sampah dapat dikatakan sebagai emisi. Emisi biasa dikaitkan dengan polusi.
Dalam kehidupan manusia, sampah dalam jumlah besar datang dari
aktivitas industri (dikenal juga dengan sebutan limbah), misalnya pertambangan,
manufaktur, dan konsumsi. Hampir semua produk industri akan menjadi sampah pada
suatu waktu, dengan jumlah sampah yang kira-kira mirip dengan jumlah konsumsi. Untuk
mencegah sampah cair adalah pabrik pabrik tidak membuang limbah sembarangan
misalnya membuang ke selokan.
2.3 Prinsip pengolahan sampah
Berikut adalah prinsip-prinsip yang bisa
diterapkan dalam pengolahan sampah. Prinsip-prinsip ini dikenal dengan nama 4 M,
yaitu:
a.
Mengurangi (Reduce)
Sebisa mungkin meminimalisasi
barang atau material yang kita pergunakan. Semakin banyak kita menggunakan
material, semakin banyak sampah yang dihasilkan.
b.
Menggunakan kembali (Reuse)
Sebisa mungkin pilihlah
barang-barang yang bisa dipakai kembali. Hindari pemakaian barang-barang yang
sekali pakai buang (bahasa Inggris : disposable).
c.
Mendaur ulang (Recycle)
Sebisa mungkin, barang-barang
yang sudah tidak berguna didaur ulang lagi. Tidak semua barang bisa didaur
ulang, tetapi saat ini sudah banyak industri tidak resmi (bahasa Inggris:
informal) dan industri rumah tangga yang memanfaatkan sampah menjadi barang lain.
d.
Mengganti (Replace)
Teliti barang yang kita pakai
sehari-hari. Gantilah barang-barang yang hanya bisa dipakai sekali dengan
barang yang lebih tahan lama.
2.4 Pengolahan Sampah
Alternatif Pengelolaan Sampah :
Untuk menangani permasalahan sampah secara
menyeluruh perlu dilakukan alternatif-alternatif pengelolaan. Landfill bukan merupakan alternatif yang
sesuai, karena landfill tidak
berkelanjutan dan menimbulkan masalah lingkungan. Malahan alternatif-alternatif
tersebut harus bisa menangani semua permasalahan pembuangan sampah dengan cara
mendaur-ulang semua limbah yang dibuang kembali ke ekonomi masyarakat atau ke
alam, sehingga dapat mengurangi tekanan terhadap sumberdaya alam. Untuk
mencapai hal tersebut, ada tiga asumsi dalam pengelolaan sampah yang harus
diganti dengan tiga prinsip–prinsip baru. Daripada mengasumsikan bahwa
masyarakat akan menghasilkan jumlah sampah yang terus meningkat, minimisasi
sampah harus dijadikan prioritas utama.
Sampah yang dibuang harus dipilah, sehingga
tiap bagian dapat dikomposkan atau didaur-ulang secara optimal, daripada
dibuang ke sistem pembuangan limbah yang tercampur seperti yang ada saat ini.
Dan industri-industri harus mendesain ulang produk-produk mereka untuk
memudahkan proses daur-ulang produk tersebut. Prinsip ini berlaku untuk semua
jenis dan alur sampah.
Pembuangan sampah yang tercampur merusak dan
mengurangi nilai dari material yang mungkin masih bisa dimanfaatkan lagi.
Bahan-bahan organik dapat mengkontaminasi/ mencemari bahan-bahan yang mungkin
masih bisa di daur-ulang dan racun dapat menghancurkan kegunaan dari keduanya.
Sebagai tambahan, suatu porsi peningkatan alur limbah yang berasal dari
produk-produk sintetis dan produk-produk yang tidak dirancang untuk mudah
didaur-ulang perlu dirancang ulang agar sesuai dengan sistem daur-ulang atau
tahapan penghapusan penggunaan.
Program-program sampah kota harus disesuaikan
dengan kondisi setempat agar berhasil, dan tidak mungkin dibuat sama dengan
kota lainnya. Terutama program-program di negara-negara berkembang seharusnya
tidak begitu saja mengikuti pola program yang telah berhasil dilakukan di
negara-negara maju, mengingat perbedaan kondisi-kondisi fisik, ekonomi, hukum
dan budaya. Khususnya sektor informal (tukang sampah atau pemulung) merupakan
suatu komponen penting dalam sistem penanganan sampah yang ada saat ini, dan
peningkatan kinerja mereka harus menjadi komponen utama dalam sistem penanganan
sampah di negara berkembang. Salah satu contoh sukses adalah Zabbaleen di
Kairo, yang telah berhasil membuat suatu sistem pengumpulan dan daur-ulang
sampah yang mampu mengubah/memanfaatkan 85 persen sampah yang terkumpul dan
mempekerjakan 40,000 orang.
Secara umum, di negara Utara atau di negara
Selatan, sistem untuk penanganan sampah organik merupakan komponen-komponen
terpenting dari suatu sistem penanganan sampah kota. Sampah-sampah organik
seharusnya dijadikan kompos, vermi-kompos (pengomposan dengan cacing) atau
dijadikan makanan ternak untuk mengembalikan nutirisi-nutrisi yang ada ke
tanah. Hal ini menjamin bahwa bahan-bahan yang masih bisa didaur-ulang tidak
terkontaminasi, yang juga merupakan kunci ekonomis dari suatu alternatif
pemanfaatan sampah. Daur-ulang sampah menciptakan lebih banyak pekerjaan per
ton sampah dibandingkan dengan kegiatan lain, dan menghasilkan suatu aliran
material yang dapat mensuplai industri.
Melalui proses dekomposisi terjadi proses
daur ulang unsur hara secara alamiah. Hara yang terkandung dalam bahan atau
benda-benda organik yang telah mati, dengan bantuan mikroba (jasad renik),
seperti bakteri dan jamur, akan terurai menjadi hara yang lebih sederhana
dengan bantuan manusia maka produk akhirnya adalah kompos (compost).
Setiap bahan organik, bahan-bahan hayati yang
telah mati, akan mengalami proses dekomposisi atau pelapukan. Daun-daun yang
gugur ke tanah, batang atau ranting yang patah, bangkai hewan, kotoran hewan,
sisa makanan, dan lain sebagainya, semuanya akan mengalami proses dekomposisi
kemudian hancur menjadi seperti tanah berwarna coklat-kehitaman. Wujudnya
semula tidak dikenal lagi. Melalui proses dekomposisi terjadi proses daur ulang
unsur hara secara alamiah. Hara yang terkandung dalam bahan atau benda-benda
organik yang telah mati, dengan bantuan mikroba (jasad renik), seperti bakteri
dan jamur, akan terurai menjadi hara yang lebih sederhana dengan bantuan
manusia maka produk akhirnya adalah kompos (compost).
Pengomposan didefinisikan sebagai proses
biokimiawi yang melibatkan jasad renik sebagai agensia (perantara) yang merombak
bahan organik menjadi bahan yang mirip dengan humus. Hasil perombakan tersebut
disebut kompos. Kompos biasanya dimanfaatkan sebagai pupuk dan pembenah tanah.
Kompos dan pengomposan (composting) sudah dikenal sejak berabad-abad yang lalu. Berbagai
sumber mencatat bahwa penggunaan kompos sebagai pupuk telah dimulai sejak 1000
tahun sebelum Nabi Musa. Tercatat juga bahwa pada zaman Kerajaan Babylonia dan
kekaisaran China, kompos dan teknologi pengomposan sudah berkembang cukup
pesat.
Namun demikian, perkembangan teknologi
industri telah menciptakan ketergantungan pertanian terhadap pupuk kimia buatan
pabrik sehingga membuat orang melupakan kompos. Padahal kompos memiliki
keunggulan-keunggulan lain yang tidak dapat digantikan oleh pupuk kimiawi, yaitu
kompos mampu : (1) Mengurangi kepekatan dan kepadatan tanah sehingga memudahkan
perkembangan akar dan kemampuannya dalam penyerapan hara. (2) Meningkatkan
kemampuan tanah dalam mengikat air sehingga tanah dapat menyimpan air lebih ama
dan mencegah terjadinya kekeringan pada tanah. (3) Menahan erosi tanah sehingga
mengurangi pencucian hara. (4) Menciptakan kondisi yang sesuai untuk
pertumbuhan jasad penghuni tanah seperti cacing dan mikroba tanah yang sangat
berguna bagi kesuburan tanah.
2.5 Cara Pengolahan Sampah
Pengolahan sampah erat kaitannya dengan
masyarakat karena dari sampah tersebut akan hidup mikroorganisme penyebab
penyakit (bakteri, pathogen) jadi sampah harus betul-betul dapat diolah agar
tidak menimbulkan masalah. Pengolahan sampah meliputi pengumpulan,
pengangkutan, sampai pemusnahan.
Cara pengolahan sampah adalah sebagai
berikut:
1.
Pengumpulan dan pengangkutan
Pengumpulan dan pengangkutan
sampah adalah tanggung jawab msing-masing rumah tangga / institusi penghasil
sampah harus membangun tempat pembuangan dan pengumpulan sampah, lalu diangkat
ke TSP (tempat pembuangan sementara, lalu ketempat pembuangan akhir).
2.
Pemusnahan dan pengolahan
Pemusnahan dan pengolahan sampah
padat dapat dilakukan dengan berbagai cara antara lain :
· Ditanam (land fill), yaitu membuat lubang didalam tanah kemudian ditimbun
dalam tanah.
· Dibakar (incineration), yaitu membakar sampah dalam incinerator.
· Dijadikan pupuk misalnya kotoran
hewan dikumpulkan menjadi pupuk kompos.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sampah adalah barang yang dianggap sudah
tidak terpakai dan dibuang oleh pemilik/pemakai sebelumnya, tetapi masih bisa
dipakai kalau dikelola dengan prosedur yang benar.
Jenis-jenis sampah dapat di bagi menjadi 4
yaitu :
Berdasarkan sumbernya seperti :
a.
Sampah alam
b.
Sampah manusia
c.
Sampah konsumsi
Berdasarkan sifatnya seperti :
a.
Sampah organic (degradable)
b.
Sampah anorganik (undegradable)
Berdasarkan bentuknya seperti :
a.
Sampah padat
b.
Sampah cair
Prinsip-prinsip yang bisa diterapkan dalam pengolahan
sampah di kenal juga dengan nama 4M yaitu : mengurangi,menggunakan kembali, mendaur
ulang, dan mengganti.
Cara pengolahan sampah dapat di mulai dari
pengumpulan dan pengangkutan serta pemusnahan dan pengolahan.
3.2 Saran
Cara pengendalian sampah yang paling
sederhana adalah dengan menumbuhkan kesadaran dari dalam diri untuk tidak
merusak lingkungan dengan sampah. Selain itu diperlukan juga kontrol sosial
budaya masyarakat untuk lebih menghargai lingkungan, walaupun kadang harus
dihadapkan pada mitos tertentu. Peraturan yang tegas dari pemerintah juga
sangat diharapkan karena jika tidak maka para perusak lingkungan akan terus
merusak sumber daya.
DAFTAR
PUSTAKA
In this fashion my associate Wesley Virgin's biography begins with this SHOCKING and controversial video.
ReplyDeleteWesley was in the army-and shortly after leaving-he unveiled hidden, "SELF MIND CONTROL" tactics that the CIA and others used to obtain whatever they want.
As it turns out, these are the exact same SECRETS lots of celebrities (especially those who "come out of nowhere") and top business people used to become rich and successful.
You probably know that you use less than 10% of your brain.
That's really because the majority of your brain's power is UNCONSCIOUS.
Perhaps that expression has even occurred INSIDE OF YOUR very own head... as it did in my good friend Wesley Virgin's head 7 years ago, while riding an unregistered, trash bucket of a car with a suspended driver's license and $3 on his debit card.
"I'm very frustrated with living check to check! When will I finally make it?"
You've been a part of those those thoughts, isn't it so?
Your very own success story is waiting to start. You just need to take a leap of faith in YOURSELF.
Learn How To Become A MILLIONAIRE Fast