AGAMA HINDU
“VIBHUTI
MARGA”
1. Apakah yang dimaksud dengan Vibhuti Marga?
Jelaskan!
2. Galilah konsep ajaran Vibhuti Marga yang ada
pada berbagai jenis sumber buku yang pernah dibaca. Tuliskanlah dan pahamilah
konsep-konsep yang dimaksud, selanjutnya tuangkan karyamu masing-masing dalam
portopolio.
Jawab :
1. Vibhuti marga berarti kebesaran dan kemulian
Tuhan yang dihayati oleh para Maha Rsi melalui spiritual. Vibhuti Marga adalah
penghayatan terhadap kebenaran dan kemuliaan Tuhan yang dihayati oleh para
maharsi melalui spiritual yang kemudian penghayatannya dilukiskan dalam bentuk
puisi sebagai rasa kekagumannya.
2. Vibhuti Marga berasal dari bahasa Sansekerta.
Kata (Vibhu – ti) Vibhu artinya hadir dimana-mana, kekal, mengembang
seluas-luasnya, kuat, yang kuasa, yang maha kuasa. Dan Marga artinya jalan,
saluran, cara, gaya. Jadi Vibhu Marga berarti kebesaran dan kemuliaan Tuhan
yang dihayati oleh para Maha Rsi melalui spiritual. Vibhuti Marga adalah
penghayatan terhadap kebenaran dan kemuliaan Tuhan yang dihayati oleh Para Maha
Rsi melalui spiritual yang kemudian penghayatannya dilukiskan dalam bentuk
puisi sebagai rasa kekagumannya.
Vibhuti Marga, sikap spiritual yang puitis
yang dimiliki oleh para maha Rsi sebagai jalan kemegahan memiliki keistimewaan
yaitu tidak pernah lepas dari kenyataan yang dapat dihayati melalui persepsi
indra. Vibhuti Marga mencari pengalaman yang bersifat transcendental diluar
alam indra. Sinar yang menjadi objek utama kekaguman pendeta penyangga Vibhuti
Marga, dimana sinar itu digunakan sebagai simbol keindahan dan kemuliaan jiwa, simbol
kebenaran, simbol Rta, simbol kebaikan, kebahagiaan, kekekalan, simbol Tuhan
dan lain-lain.
Dalam ajaran Vibhuti Marga terdapat beberapa
Marga (Yoga), yaitu sebagai berikut :
·
Ajaran
Bhakti Marga (Yoga)
·
Ajaran Jnana
Marga (Yoga)
·
Ajaran
Vibhuti Marga (Yoga)
·
Ajaran Karma
Marga (Yoga)
·
Ajaran Raja
Marga (Yoga)
UJI KOMPETENSI (HALAMAN 69)
1. Dengan cara bagaimana ajaran Vibhuti Marga
dapat dilaksanakan? Jelaskan!
2. Bagaimana pelaksanaan ajaran Vibhuti Marga
yang ada di sekitar lingkungan kamu?
3. Menurut kamu sejak kapan sebaiknya ajaran
Vibhuti Marga dilaksanakan oleh umat Hindu? Sebelumnya diskusikanlah dengan
orangtuamu di rumah dan teman-temanmu di sekolah!
Jawab :
1. - Ajaran Bhakti Marga (Yoga)
Bhakti Marga
merupakan kasih sayang yang mendalam kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang merupakan
jalan kepatuhan atau Bhakti. Bhakti Yoga disenangi oleh sebagian besar umat
manusia. Kama (keinginan duniawi) dan Tresna (kerinduan) merupakan musuh dari
rasa Bhakti.
-
Ajaran Jnana Marga (Yoga)
Jnana Marga
merupakan jalan pengetahuan. Moksa (tujuan hidup tertinggi manusia berupa
penyatuan diri dengan Tuhan Yang Maha Esa) dicapai melalui pengetahuan tentang
Brahman (Tuhan Yang Maha Esa
-
Ajaran Vibhuti Marga (Yoga)
Vibhuti
Marga (Yoga) merupakan jalan penghayatan terhadap kebesaran dan kemuliaan Ida
Sang Hyang Widhi Wasa / Tuhan Yang Maha Esa dengan berbagai sifat-Nya sebagai
simbol keindahan, kemuliaan jiwa, kebenaran, Rta, kebaikan, kebahagiaan,
kekekalan, Tuhan, dan lain-lain melalui jalan spiritual (pemikiran) oleh para
Maha Rsi guna mewujudkan kesejahteraan dan kebahagiaan umatnya.
-
Ajaran Karma Marga (Yoga)
Karma Yoga
adalah jalan pelayanan yang membawa pencapaian menuju Tuhan melalui kerja tanpa
pamrih. Yoga ini merupakan penolakan penolakan terhadap buah perbuatannya.
Karma Yoga mengajarkan bagaimana bekerja demi untuk bekerja itu, yaitu tiadanya
keterkaitan.
-
Ajaran Raja Marga (Yoga)
Raja Yoga
adalah jalan yang membawa penyatuan dengan Tuhan Yang Maha Esa, melalui pengekangan
diri, pengendalian diri, dan pengendalian pikiran. Raja Yoga mengajarkan
bagaimana mengendalikan indra-indra dan vriti mental atau gejolak pikiran yang
muncul dari pikiran melalui tapa, brata, yoga, dan Samadhi.
2. Sudah
berjalan dengan baik, misalnya pada saat Purnama – Tilem umat manusia sudah
mulai mendekatkan diri dengan Tuhan misalnya melakukan persembahyangan di
pura-pura dadia, di merajan, dan pura-pura yang lainnya.
3.
Sejak dini, karena agar dapat mempelajari lebih dalam penghayatan
terhadap kebenaran dan kemuliaan Tuhan agar dapat mencapai kedamaian atau
kebahagiaan rohani dan kesejahteraan hidup jasmani.
UJI KOMPETENSI (HALAMAN 69)
1. Apakah tujuan ajaran Vibhuti Marga?
2. Apakah tujuan agama Hindu?
3. Bagaimana hubungan tujuan ajaran Vibhuti
Marga dengan tujuan agama Hindu?
Sebelumnya diskusikanlah dengan orangtuamu di
rumah dan teman-temanmu di sekolah!
Jawab :
1. Tujuan ajaran Vibhuti Marga adalah
penghayatan terhadap kebesaran dan kemuliaan Ida Sang Hyang Widhi Wasa dengan
berbagai sinarnya sebagai simbol keindahan, kemuliaan jiwa, kebenaran Rta,
kebaikan, kebahagian, kekekalan, melalui jalan spiritual (pemikiran) untuk
mewujudkan kesejahteraan dan kebahagiaan umatnya.
2. Tujuan agama Hindu adalah untuk mencapai kedamaian/kebahagiaan
rohani dan kesejahteraaan hidup jasmani umatnya.
3. Hubungan saling berkaitan, karena tujuan
ajaran Vibhuti Marga dan tujuan ajaran agama Hindu adalah sama-sama mewujudkan
kedamaian/kebahagiaan rohani dan kesejahteraan hidup jasmani umatnya.
UJI KOMPETENSI (HALAMAN 71)
1. Umat sedharma yakin dengan keberadaan Tuhan,
dapatkah Tuhan digambarkan?
2. Mengapa kita perlu mengambarkan perwujudan
Tuhan?
3. Temukannlah bait-bait sloka yang
menggambarkan tentang Tuhan dari berbagai sumber yang diketahui! Sebelumnya
diskusikanlah dengan orangtuamu di rumah!
4. Buatlah karya tulis dengan topik “Penggambaran
Tuhan” mempergunakan kertas A4 huruf TNR 12, 1,5 spasi dan jumlah halaman 5 s.d
15 halaman serta kumpulkan pada waktu yang telah ditentukan. Sebelumnya, diskusikannlah
dengan orangtuamu dan atau teman sebaya kamu di rumah!
5. Perhatikan gambar di samping, bagaimana
hubungannya dengan ajaran Vibhuti Marga? Buatlah deskripsinya! Sebelumnya,
diskusikan dengan orangtuamu dirumah dan juga teman-teman sekelompok kamu!
Jawab :
1. Penggambaran sifat-sifat mulia dan agung dari
Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan Yang Maha Esa melebihi dari segala yang ada. Wujud
Tuhan adalah jiwa yang terdiam dalam hati semua insani, permulaan, pertengahan,
penghabisan dari segala manifestasi Tuhan dalam alam kosmos, dalam planet,
dalam kitab suci, dalam diri dewata, dalam manusia, dalam huruf, dalam
binatang, dalam tumbuh-tumbuhan dalam benda, dalam sifat, dalam pengetahuan dan
dalam berbagai hal.
2. Penggambaran tentang Tuhan Yang Maha Esa
dilakukan untuk mempermudah umat memahami tentang sifat-sifat Tuhan yang maha.
3. - “Ucchanti ya krnosi mamhana mahi
Prakhyai
devi svar ddase
Tasyate
ratnabhaja imahe vayam
Syama matur
na sunavaa”
Terjemahannya :
“Engkaulah,
dewi, fajar merekah, dengan kemuliaan-Mu bumi ini tampak dan kami dapat melihat
langit, Engkaulah, yang membagikan batu permata, kami panjatkan doa kepada-Mu
semoga kami bagi-Mu bagaikan seorang anak (yang cinta) kepada ibunya” (Ag Veda VII. 81. 4)
-
“Visvani deva savitar duritani para suva,
Yad bhadram tanna a suva”
Terjemahnnya
:
“Ya Savita
(Tuhan Yang Maha Cemerlang), jauhkanlah segala kejahatan, anugrahkanlah segala
kebajikan kepada kami” (Ag Veda V. 82. 5)
-
“A visvadevam satpatim suktairadya vrnimahe,
Satyasavam savitaram”
Terjemahannya
:
“Dengan lagu
pujian kami pilih seluruh dewata, Dewa tertinggi untuk kebaikan, Savitar, yang
hukumnya selalu benar” (Ag Veda V. 82. 7)
-
“Vrhatsumnaa
prasavita nivesano
Jagataa
sthaturubhayasya yo vasi
Sa no devaa
savita sarma yaccha
Tvasme
ksayaya trivarutham amhasaa”
Terjemahannya
:
“Tuhan Yang
Maha Pengasih, yang memberi kehidupan pada alam dan menegakkannya. Ia yang
mengatur baik yang bergerak dan yang tidak bergerak. Semoga Ia Savitar,
memberikan rakhmat-Nya kepada kami. Untuk ketentraman hidup, dengan kemampuan
melawan kekuatan jahat” (Ag Veda IV. 53.
6)
4.
PENGGAMBARAN
TUHAN
A.
Brahman/Tuhan
Yang Maha Esa
Tuhan
dalam agama Hindu sebagaimana yang disebutkan dalam Weda adalah Tuhan tidak
terwujud dan tidak dapat digambarkan, bahkan tidak bias dipikirkan. Dalam
Bahasa Sanskerta keberadaan ini disebut Acintyarupa yang artinya : Tidak
terwujud dalam alam pikiran manusia. Tuhan Yang Maha Esa ini disebut dalam
beberapa nama, antara lain :
·
Brahman : asal mula
dari alam semesta dan segala isinya
·
Purushottama atau Maha
Purusha
·
Iswara (dalam Weda)
·
Parama Ciwa (dalam
Whraspati tattwa)
·
Sanghyang Widhi Wasa
(dalam Lontar Purwa Bhumi Kemulan)
·
Dhata : yang memegang
atau menampilkan segala sesuatu
·
Abjayoni : yang lahir
dari bunga teratai
·
Druhina : yang
membunuh raksasa
·
Viranci : yang
menciptakan
·
Kamalasana : yang
duduk di atas bunga teratai
·
Srsta : yang
menciptakan
·
Prajapati : raja dari
semua makhluk/masyarakat
·
Vedha : ia yang
menciptakan
·
Vidhata : yang
menjadikan segala sesuatu
·
Visvasrt : ia yang
menciptakan dunia
·
Vidhi : yang
menciptakan atau yang menentukan atau yang mengadili
Tuhan
Yang Maha Esa ini apapun namaNya digambarkan sebagai :
·
Beliau yang merupakan
asal mula, pencipta dan tujuan akhir dari seluruh alam semesta.
·
Wujud kesadaran agung
yang merupakan asal dari segala yang telah dan yang akan ada.
·
Raja di alam yang
abadi dan juga di bumi ini yang hidup dan berkembang dengan makanan.
·
Sumber segalanya dan
sumber kebahagiaan hidup.
·
Maha suci tidak
tergoda.
·
Mengatasi segala
kegelapan, tak termusnahkan, maha cemerlang, tiada terucapkan, tiada duanya.
·
Absolut dalam
segala-galanya, tidak dilahirkan karena Beliau ada dengan sendirinya
(swayambhu).
Penggambaran tentang Tuhan Yang Maha Esa ini, meskipun telah
berusaha menggambarkan Tuhan semaksimal mungkin, tetap saja sangat terbatas.
Oleh karena itu kitab-kitab Upanisad menyatakan definisi atau pengertian apapun
yang ditujukan untuk memberikan batasan kepada Tuhan yang tidak terbatas itu
tidaklah menjangkau kebesaranNya. Sehingga kitab – kitab Upanisad menyatakan
tidak ada definisi yang tepat untukNya. Sehingga kitab-kitab Upanisad
menyatakan tidak ada definisi yang tepat untukNya, Neti-Neti (Na + iti, Na +
iti), bukan ini, bukan ini.
Untuk memahami Tuhan, maka tidak ada jalan lain kecuali
mendalami ajaran agama, memohon penjelasan para Guru yang ahli di bidangnya
yang mampu merealisasikan ajaran ketuhanan dalam kehidupan pribadinya.
Sedangkan kitab suci Veda dan termasuk kitab-kitab Vedanta (Upanisad) adalah
yang paling diakui otoritasnya dalam menjelaskan tentang Brahman (Tuhan Yang
Maha Esa).
Brahman
memiliki 3 aspek, yaitu :
1.
Sat : sebagai Maha Ada
satu-satunya, tidak ada keberadaan yang lain diluar Beliau
Dengan kekuatanNya Brahman telah
menciptakan bermacam-macam bentuk, warna, serta sifat banyak di alam semesta
ini. Planet, manusia, binatang, tubuh-tumbuhan serta benda yang disebut benda
mati berasal dari Tuhan dan kembali pada Tuhan bila saatnya pralaya tiba. Tidak
ada satupun benda-benda alam semesta ini yang tidak bias bersatu kembali dengan
Tuhan, karena tidak ada barang atau zat lain di alam semesta ini selai Tuhan.
2.
Cit : sebagai Maha
Tahu
Beliaulah sumber ilmu pengetahuan,
bukan pengetahuan Agama, tetapi sumber segala pengetahuan. Dengan pengetahuan
maka dunia ini menjadi berkembang dan berevolusi, dari bentuk yang sederhana
bergerak menuju bentuk yang sederhana bergerak menuju bentuk yang sempurna.
Dari Avidya (absence of knowledge – kekurang tahuan) menujuVidya atau Maha
Tahu.
3.
Ananda
Ananda adalah kebahagiaan abadi yang bebas dari penderitaan
dan suka duka. Maya yang diciptakan Brahman menimbulkan ilusi, namun tidak
berpengaruh sedikitpun terhadap kebahagiaan Brahman. Pada hakikatnya semua
kegembiraan, kesukaran, dan kesenangan
yang ada, yang ditimbulkan oleh materi bersumber pula pada Ananda ini
bersumber pula pada Ananda ini, bedanya hanya dalam tingkatan. Kebahagiaan yang
paling rendah ialah berwujud kenikmatan instingtif yang dimiliki oleh binatang
pada waktu menyantap makanan dan kegiatan sex. Tingkatan yang lebih tinggi
ialah kesenangan yang bersifat sementara yang kemudian disusul duka. Tingkatan
yang tertinggi adalah Suka Tan Pawali
Duhka, dari kebahagiaan abadi, bebas dari daya tarik atau kemelekatan terhadap
benda-benda duniawi.
Alam semesta ini adalah fragmenNya Tuhan. Brahman memiliki
prabawa sebagai asal mula dari segala yang ada. Brahman tidak terbatas oleh
waktu tempat dan keadaan. Waktu dan tempat adalah kekuatan Maya (istilah
Sansekerta untuk menanamkan sesuatuyang bersifat ilusi, yakni keadaan yang
selalu berubah baik nama maupun bentuk bergantung dari waktu, tempat dan
keadaan) Brahman.
Jiwa
atau atman yang menghidupi ala mini dari makhluk yang terendah sampai manusia yang tersuci adalah unsur
Brahman yang lebih tinggi. Adapun benda-benda (materi) alam semesta ini adalah
unsur Brahman yang lebih rendah. Walaupun alm semesta merupakan ciptaan namun
letaknya bukan diluar Brahman melainkan di dalam tubuh Brahman.
4.
Devata atau Deva
Prasangka
banyak orang yang menganggap kosep teologis Hindu adalah Politeistik berangkat
dari pemahaman yang salah tentang Deva. Deva adalah sesuatu yang memancar dari
Tuhan Yang Maha Esa. Beraneka Deva itu adalah untuk memudahkan membayangkanNya.
Dewa-dewa
atau Devata digambarkan dalam berbagai wujud, yang menampakkan diri sebagai
personal, yang berpribadi dan juga yang tidak berpribadi. Yang berpribadi dapat
kita amati keterangan tentang dewa Indra, Vayu, Surya, Garutman, Angsa yang
terbang bebas di angkasa, dan sebagainya. Sedangkan yang tidak berpribadi,
antara lain seperti Om ( Omkara/Pranava), Sat, Tat, dan lain-lain.
Dalam
kitab suci Rgveda seperti halnya Atharvaveda disebutkan jumlah dewa-dewa itu
sebanyak 33 dewa.bila kita membaca mantram-mantram lainnyadari kitab suci
Rgveda ternyata jumlah dewa-dewa sebanyak 3339.
5.
Personal God dan
Impersonal God
Tuhan
menurut Monotheisme Trancendent digambarkan dalam wujud Personal God (Tuhan
Yang Maha Esa Berpribadi). Sedangkan menurut monotheisme Immanent, Tuhan Yang
Maha Esa selalu digambarkan Impersinal
God. Memang menyembah Tuhan Yang Maha Esa yang abstrak (Impersonal God) tanpa mempergunakan
sarana jauh lebih sulit dibandingkan menyembah Tuhan Yang Personal God melalui
Bhakti dan Karma Marga.
Tuhan
Yang Maha Esa ini di dalam Veda digambarkan
sebagai Personal God, dapat dibagi menjadi tiga kategori, yaitu:
1)
Penggambaran Antrophomorphic : sebagai manusia dengan
berbagai kelebihan seperti bermata seribu, berkaki tiga, bertangan empat dan
sebagainya.
2)
Penggambaran Semianthrophomorphic : sebagai setengah
manusia atau setengah binatang. Hal ini lebih menonjol dalam kitab-kitab Purana
seperti Dewa Ganesha (manusia berkepala gajah), Hayagriwa (manusia berkepala
kuda), dan sebagainya.
3)
Penggambaran Unantrophomorphic : tidak sebagai
manusia melainkan sebagai binatang saja, misalnya Garutman (Garuda), sebagai
tumbuh-tumbuhan, misalnya Soma dan lain-lain.
5.
Wih Pas..
ReplyDeleteSuksuma banget!
mewali :)
Deletemakna apa yang terkandung dari ajaran niwrti dan prawrti marga.mohon dibantu ya😥😥,
ReplyDeletemakna apa yang terkandung dari ajaran niwrti dan prawrti marga.mohon dibantu ya😥😥,
ReplyDeleteManawa Dharmasastranya ada gak?
ReplyDeletenggak ada bli
Deletetrus pertanyaan no 5?
ReplyDeletepertanyaan yg mana?
Delete