WELCOME TO MY BLOG

Friday, October 17, 2014

Tugas Agama Hindu - Vibhuti Marga


AGAMA HINDU
“VIBHUTI MARGA”



UJI KOMPETENSI (HALAMAN 61)
1.      Apakah yang dimaksud dengan Vibhuti Marga? Jelaskan!
2.     Galilah konsep ajaran Vibhuti Marga yang ada pada berbagai jenis sumber buku yang pernah dibaca. Tuliskanlah dan pahamilah konsep-konsep yang dimaksud, selanjutnya tuangkan karyamu masing-masing dalam portopolio.
Jawab :
1.      Vibhuti marga berarti kebesaran dan kemulian Tuhan yang dihayati oleh para Maha Rsi melalui spiritual. Vibhuti Marga adalah penghayatan terhadap kebenaran dan kemuliaan Tuhan yang dihayati oleh para maharsi melalui spiritual yang kemudian penghayatannya dilukiskan dalam bentuk puisi sebagai rasa kekagumannya.
2.      Vibhuti Marga berasal dari bahasa Sansekerta. Kata (Vibhu – ti) Vibhu artinya hadir dimana-mana, kekal, mengembang seluas-luasnya, kuat, yang kuasa, yang maha kuasa. Dan Marga artinya jalan, saluran, cara, gaya. Jadi Vibhu Marga berarti kebesaran dan kemuliaan Tuhan yang dihayati oleh para Maha Rsi melalui spiritual. Vibhuti Marga adalah penghayatan terhadap kebenaran dan kemuliaan Tuhan yang dihayati oleh Para Maha Rsi melalui spiritual yang kemudian penghayatannya dilukiskan dalam bentuk puisi sebagai rasa kekagumannya.
Vibhuti Marga, sikap spiritual yang puitis yang dimiliki oleh para maha Rsi sebagai jalan kemegahan memiliki keistimewaan yaitu tidak pernah lepas dari kenyataan yang dapat dihayati melalui persepsi indra. Vibhuti Marga mencari pengalaman yang bersifat transcendental diluar alam indra. Sinar yang menjadi objek utama kekaguman pendeta penyangga Vibhuti Marga, dimana sinar itu digunakan sebagai simbol keindahan dan kemuliaan jiwa, simbol kebenaran, simbol Rta, simbol kebaikan, kebahagiaan, kekekalan, simbol Tuhan dan lain-lain.
Dalam ajaran Vibhuti Marga terdapat beberapa Marga (Yoga), yaitu sebagai berikut :   
·      Ajaran Bhakti Marga (Yoga)            
·      Ajaran Jnana Marga (Yoga) 
·      Ajaran Vibhuti Marga (Yoga)
·      Ajaran Karma Marga (Yoga)
·      Ajaran Raja Marga (Yoga)

UJI KOMPETENSI (HALAMAN 69)
1.      Dengan cara bagaimana ajaran Vibhuti Marga dapat dilaksanakan? Jelaskan!
2.      Bagaimana pelaksanaan ajaran Vibhuti Marga yang ada di sekitar lingkungan kamu?
3.  Menurut kamu sejak kapan sebaiknya ajaran Vibhuti Marga dilaksanakan oleh umat Hindu? Sebelumnya diskusikanlah dengan orangtuamu di rumah dan teman-temanmu di sekolah!

Jawab :
1.      -    Ajaran Bhakti Marga (Yoga)
Bhakti Marga merupakan kasih sayang yang mendalam kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang merupakan jalan kepatuhan atau Bhakti. Bhakti Yoga disenangi oleh sebagian besar umat manusia. Kama (keinginan duniawi) dan Tresna (kerinduan) merupakan musuh dari rasa Bhakti.
-          Ajaran Jnana Marga (Yoga)
Jnana Marga merupakan jalan pengetahuan. Moksa (tujuan hidup tertinggi manusia berupa penyatuan diri dengan Tuhan Yang Maha Esa) dicapai melalui pengetahuan tentang Brahman (Tuhan Yang Maha Esa
-          Ajaran Vibhuti Marga (Yoga)
Vibhuti Marga (Yoga) merupakan jalan penghayatan terhadap kebesaran dan kemuliaan Ida Sang Hyang Widhi Wasa / Tuhan Yang Maha Esa dengan berbagai sifat-Nya sebagai simbol keindahan, kemuliaan jiwa, kebenaran, Rta, kebaikan, kebahagiaan, kekekalan, Tuhan, dan lain-lain melalui jalan spiritual (pemikiran) oleh para Maha Rsi guna mewujudkan kesejahteraan dan kebahagiaan umatnya.
-          Ajaran Karma Marga (Yoga)
Karma Yoga adalah jalan pelayanan yang membawa pencapaian menuju Tuhan melalui kerja tanpa pamrih. Yoga ini merupakan penolakan penolakan terhadap buah perbuatannya. Karma Yoga mengajarkan bagaimana bekerja demi untuk bekerja itu, yaitu tiadanya keterkaitan.
-          Ajaran Raja Marga (Yoga)
Raja Yoga adalah jalan yang membawa penyatuan dengan Tuhan Yang Maha Esa, melalui pengekangan diri, pengendalian diri, dan pengendalian pikiran. Raja Yoga mengajarkan bagaimana mengendalikan indra-indra dan vriti mental atau gejolak pikiran yang muncul dari pikiran melalui tapa, brata, yoga, dan Samadhi.
2.      Sudah berjalan dengan baik, misalnya pada saat Purnama – Tilem umat manusia sudah mulai mendekatkan diri dengan Tuhan misalnya melakukan persembahyangan di pura-pura dadia, di merajan, dan pura-pura yang lainnya.
3.      Sejak dini, karena agar dapat mempelajari lebih dalam penghayatan terhadap kebenaran dan kemuliaan Tuhan agar dapat mencapai kedamaian atau kebahagiaan rohani dan kesejahteraan hidup jasmani.

UJI KOMPETENSI (HALAMAN 69)
1.      Apakah tujuan ajaran Vibhuti Marga?
2.      Apakah tujuan agama Hindu?
3.      Bagaimana hubungan tujuan ajaran Vibhuti Marga dengan tujuan agama Hindu?
Sebelumnya diskusikanlah dengan orangtuamu di rumah dan teman-temanmu di sekolah!
Jawab :
1.      Tujuan ajaran Vibhuti Marga adalah penghayatan terhadap kebesaran dan kemuliaan Ida Sang Hyang Widhi Wasa dengan berbagai sinarnya sebagai simbol keindahan, kemuliaan jiwa, kebenaran Rta, kebaikan, kebahagian, kekekalan, melalui jalan spiritual (pemikiran) untuk mewujudkan kesejahteraan dan kebahagiaan umatnya.
2.      Tujuan agama Hindu adalah untuk mencapai kedamaian/kebahagiaan rohani dan kesejahteraaan hidup jasmani umatnya.
3.      Hubungan saling berkaitan, karena tujuan ajaran Vibhuti Marga dan tujuan ajaran agama Hindu adalah sama-sama mewujudkan kedamaian/kebahagiaan rohani dan kesejahteraan hidup jasmani umatnya.

UJI KOMPETENSI (HALAMAN 71)
1.      Umat sedharma yakin dengan keberadaan Tuhan, dapatkah Tuhan digambarkan?
2.      Mengapa kita perlu mengambarkan perwujudan Tuhan?
3.      Temukannlah bait-bait sloka yang menggambarkan tentang Tuhan dari berbagai sumber yang diketahui! Sebelumnya diskusikanlah dengan orangtuamu di rumah!
4.      Buatlah karya tulis dengan topik “Penggambaran Tuhan” mempergunakan kertas A4 huruf TNR 12, 1,5 spasi dan jumlah halaman 5 s.d 15 halaman serta kumpulkan pada waktu yang telah ditentukan. Sebelumnya, diskusikannlah dengan orangtuamu dan atau teman sebaya kamu di rumah!
5.      Perhatikan gambar di samping, bagaimana hubungannya dengan ajaran Vibhuti Marga? Buatlah deskripsinya! Sebelumnya, diskusikan dengan orangtuamu dirumah dan juga teman-teman sekelompok kamu!

Jawab :
1.      Penggambaran sifat-sifat mulia dan agung dari Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan Yang Maha Esa melebihi dari segala yang ada. Wujud Tuhan adalah jiwa yang terdiam dalam hati semua insani, permulaan, pertengahan, penghabisan dari segala manifestasi Tuhan dalam alam kosmos, dalam planet, dalam kitab suci, dalam diri dewata, dalam manusia, dalam huruf, dalam binatang, dalam tumbuh-tumbuhan dalam benda, dalam sifat, dalam pengetahuan dan dalam berbagai hal.
2.      Penggambaran tentang Tuhan Yang Maha Esa dilakukan untuk mempermudah umat memahami tentang sifat-sifat Tuhan yang maha.
3.        -     “Ucchanti ya krnosi mamhana mahi
Prakhyai devi svar ddase
Tasyate ratnabhaja imahe vayam
Syama matur na sunavaa”
Terjemahannya :
“Engkaulah, dewi, fajar merekah, dengan kemuliaan-Mu bumi ini tampak dan kami dapat melihat langit, Engkaulah, yang membagikan batu permata, kami panjatkan doa kepada-Mu semoga kami bagi-Mu bagaikan seorang anak (yang cinta) kepada ibunya” (Ag Veda VII. 81. 4)
-          “Visvani deva savitar duritani para suva,
Yad bhadram tanna a suva”
Terjemahnnya :
“Ya Savita (Tuhan Yang Maha Cemerlang), jauhkanlah segala kejahatan, anugrahkanlah segala kebajikan kepada kami” (Ag Veda V. 82. 5)
-          “A visvadevam satpatim suktairadya vrnimahe,
Satyasavam savitaram”
Terjemahannya :
“Dengan lagu pujian kami pilih seluruh dewata, Dewa tertinggi untuk kebaikan, Savitar, yang hukumnya selalu benar” (Ag Veda V. 82. 7)
-          “Vrhatsumnaa prasavita nivesano
Jagataa sthaturubhayasya yo vasi
Sa no devaa savita sarma yaccha
Tvasme ksayaya trivarutham amhasaa”
Terjemahannya :
“Tuhan Yang Maha Pengasih, yang memberi kehidupan pada alam dan menegakkannya. Ia yang mengatur baik yang bergerak dan yang tidak bergerak. Semoga Ia Savitar, memberikan rakhmat-Nya kepada kami. Untuk ketentraman hidup, dengan kemampuan melawan kekuatan jahat” (Ag Veda IV. 53. 6)

4.       
                                                                          
PENGGAMBARAN TUHAN
                                            
A.      Brahman/Tuhan Yang Maha Esa
Tuhan dalam agama Hindu sebagaimana yang disebutkan dalam Weda adalah Tuhan tidak terwujud dan tidak dapat digambarkan, bahkan tidak bias dipikirkan. Dalam Bahasa Sanskerta keberadaan ini disebut Acintyarupa yang artinya : Tidak terwujud dalam alam pikiran manusia. Tuhan Yang Maha Esa ini disebut dalam beberapa nama, antara lain :
·      Brahman : asal mula dari alam semesta dan segala isinya
·      Purushottama atau Maha Purusha
·      Iswara (dalam Weda)
·      Parama Ciwa (dalam Whraspati tattwa)
·      Sanghyang Widhi Wasa (dalam Lontar Purwa Bhumi Kemulan)
·      Dhata : yang memegang atau menampilkan segala sesuatu
·      Abjayoni : yang lahir dari bunga teratai
·      Druhina : yang membunuh raksasa
·      Viranci : yang menciptakan
·      Kamalasana : yang duduk di atas bunga teratai
·      Srsta : yang menciptakan
·      Prajapati : raja dari semua makhluk/masyarakat
·      Vedha : ia yang menciptakan
·      Vidhata : yang menjadikan segala sesuatu
·      Visvasrt : ia yang menciptakan dunia
·      Vidhi : yang menciptakan atau yang menentukan atau yang mengadili
Tuhan Yang Maha Esa ini apapun namaNya digambarkan sebagai :
·      Beliau yang merupakan asal mula, pencipta dan tujuan akhir dari seluruh alam semesta.
·      Wujud kesadaran agung yang merupakan asal dari segala yang telah dan yang akan ada.
·      Raja di alam yang abadi dan juga di bumi ini yang hidup dan berkembang dengan makanan.
·      Sumber segalanya dan sumber kebahagiaan hidup.
·      Maha suci tidak tergoda.
·      Mengatasi segala kegelapan, tak termusnahkan, maha cemerlang, tiada terucapkan, tiada duanya.
·      Absolut dalam segala-galanya, tidak dilahirkan karena Beliau ada dengan sendirinya (swayambhu).
Penggambaran tentang Tuhan Yang Maha Esa ini, meskipun telah berusaha menggambarkan Tuhan semaksimal mungkin, tetap saja sangat terbatas. Oleh karena itu kitab-kitab Upanisad menyatakan definisi atau pengertian apapun yang ditujukan untuk memberikan batasan kepada Tuhan yang tidak terbatas itu tidaklah menjangkau kebesaranNya. Sehingga kitab – kitab Upanisad menyatakan tidak ada definisi yang tepat untukNya. Sehingga kitab-kitab Upanisad menyatakan tidak ada definisi yang tepat untukNya, Neti-Neti (Na + iti, Na + iti), bukan ini, bukan ini.
Untuk memahami Tuhan, maka tidak ada jalan lain kecuali mendalami ajaran agama, memohon penjelasan para Guru yang ahli di bidangnya yang mampu merealisasikan ajaran ketuhanan dalam kehidupan pribadinya. Sedangkan kitab suci Veda dan termasuk kitab-kitab Vedanta (Upanisad) adalah yang paling diakui otoritasnya dalam menjelaskan tentang Brahman (Tuhan Yang Maha Esa).
Brahman memiliki 3 aspek, yaitu :
1.        Sat : sebagai Maha Ada satu-satunya, tidak ada keberadaan yang lain diluar Beliau
Dengan kekuatanNya Brahman telah menciptakan bermacam-macam bentuk, warna, serta sifat banyak di alam semesta ini. Planet, manusia, binatang, tubuh-tumbuhan serta benda yang disebut benda mati berasal dari Tuhan dan kembali pada Tuhan bila saatnya pralaya tiba. Tidak ada satupun benda-benda alam semesta ini yang tidak bias bersatu kembali dengan Tuhan, karena tidak ada barang atau zat lain di alam semesta ini selai Tuhan.

2.        Cit : sebagai Maha Tahu
Beliaulah sumber ilmu pengetahuan, bukan pengetahuan Agama, tetapi sumber segala pengetahuan. Dengan pengetahuan maka dunia ini menjadi berkembang dan berevolusi, dari bentuk yang sederhana bergerak menuju bentuk yang sederhana bergerak menuju bentuk yang sempurna. Dari Avidya (absence of knowledge – kekurang tahuan) menujuVidya atau Maha Tahu.


3.        Ananda
Ananda adalah kebahagiaan abadi yang bebas dari penderitaan dan suka duka. Maya yang diciptakan Brahman menimbulkan ilusi, namun tidak berpengaruh sedikitpun terhadap kebahagiaan Brahman. Pada hakikatnya semua kegembiraan, kesukaran, dan kesenangan  yang ada, yang ditimbulkan oleh materi bersumber pula pada Ananda ini bersumber pula pada Ananda ini, bedanya hanya dalam tingkatan. Kebahagiaan yang paling rendah ialah berwujud kenikmatan instingtif yang dimiliki oleh binatang pada waktu menyantap makanan dan kegiatan sex. Tingkatan yang lebih tinggi ialah kesenangan yang bersifat sementara yang kemudian disusul duka. Tingkatan yang tertinggi adalah  Suka Tan Pawali Duhka, dari kebahagiaan abadi, bebas dari daya tarik atau kemelekatan terhadap benda-benda duniawi.
Alam semesta ini adalah fragmenNya Tuhan. Brahman memiliki prabawa sebagai asal mula dari segala yang ada. Brahman tidak terbatas oleh waktu tempat dan keadaan. Waktu dan tempat adalah kekuatan Maya (istilah Sansekerta untuk menanamkan sesuatuyang bersifat ilusi, yakni keadaan yang selalu berubah baik nama maupun bentuk bergantung dari waktu, tempat dan keadaan) Brahman.
Jiwa atau atman yang menghidupi ala mini dari makhluk yang terendah  sampai manusia yang tersuci adalah unsur Brahman yang lebih tinggi. Adapun benda-benda (materi) alam semesta ini adalah unsur Brahman yang lebih rendah. Walaupun alm semesta merupakan ciptaan namun letaknya bukan diluar Brahman melainkan di dalam tubuh Brahman.

4.        Devata atau Deva
Prasangka banyak orang yang menganggap kosep teologis Hindu adalah Politeistik berangkat dari pemahaman yang salah tentang Deva. Deva adalah sesuatu yang memancar dari Tuhan Yang Maha Esa. Beraneka Deva itu adalah untuk memudahkan membayangkanNya.
Dewa-dewa atau Devata digambarkan dalam berbagai wujud, yang menampakkan diri sebagai personal, yang berpribadi dan juga yang tidak berpribadi. Yang berpribadi dapat kita amati keterangan tentang dewa Indra, Vayu, Surya, Garutman, Angsa yang terbang bebas di angkasa, dan sebagainya. Sedangkan yang tidak berpribadi, antara lain seperti Om ( Omkara/Pranava), Sat, Tat, dan lain-lain.
Dalam kitab suci Rgveda seperti halnya Atharvaveda disebutkan jumlah dewa-dewa itu sebanyak 33 dewa.bila kita membaca mantram-mantram lainnyadari kitab suci Rgveda ternyata jumlah dewa-dewa sebanyak 3339.

5.        Personal God dan Impersonal God
Tuhan menurut Monotheisme Trancendent digambarkan dalam wujud Personal God (Tuhan Yang Maha Esa Berpribadi). Sedangkan menurut monotheisme Immanent, Tuhan Yang Maha Esa selalu digambarkan Impersinal God. Memang menyembah Tuhan Yang Maha Esa yang abstrak (Impersonal God) tanpa mempergunakan sarana jauh lebih sulit dibandingkan menyembah Tuhan Yang Personal God melalui Bhakti dan Karma Marga.
Tuhan Yang Maha Esa ini di dalam Veda digambarkan  sebagai Personal God, dapat dibagi menjadi tiga kategori, yaitu:
1)        Penggambaran Antrophomorphic : sebagai manusia dengan berbagai kelebihan seperti bermata seribu, berkaki tiga, bertangan empat dan sebagainya.
2)        Penggambaran Semianthrophomorphic : sebagai setengah manusia atau setengah binatang. Hal ini lebih menonjol dalam kitab-kitab Purana seperti Dewa Ganesha (manusia berkepala gajah), Hayagriwa (manusia berkepala kuda), dan sebagainya.
3)        Penggambaran Unantrophomorphic : tidak sebagai manusia melainkan sebagai binatang saja, misalnya Garutman (Garuda), sebagai tumbuh-tumbuhan, misalnya Soma dan lain-lain.

5.


Share:

8 comments:

Copyright © Dua Tanda Tanya | Powered by Blogger
Design by SimpleWpThemes | Blogger Theme by NewBloggerThemes.com